Jumat, 22 November 2013

Berjaga-jagalah

Bersikap berjaga-jaga, tiada lain adalah suatu pekerjaan yang bagaimana tidak, banyak orang yang tidak menyukainya. Padahal, apabila pandai berjaga-jaga diri, kita sendirilah yang akan merasakan banyak manfaat positif. Semua kembali untuk kebaikan diri kita. 

Berikut saya ambil salah satu contohnya. 

Ada seorang lelaki muda bernama Redy. Kini dia sudah duduk di kelas XI SMA IPA. Suatu kali, esok hari akan diadakan ulangan harian Kimia. Sedangkan kini waktu sudah menunjukkan pukul 18.00 WIB. Dan pada waktu tersebut, dia baru mulai belajar. Dia tidak mengambil sikap panik dan cemas mengingat belum mulai belajar untuk ulangan harian besok. Sebelum belajar dimulai, dia berdoa terlebih dahulu, meminta bantuan dan kekuatan Tuhan agar dapat belajar dengan baik tanpa ada gangguan sedikit pun dan menghafal materi pelajaran dengan cukup cepat. Selesai berdoa dengan penuh khusyuk dalam hati, dia pula berkomitmen diri untuk bersikap berjaga-jaga diri. Maksudnya adalah, mengingat waktu mulai belajar adalah malam hari, maka sudah seharusnya dia berjaga-jaga diri agar jangan sampai ketiduran atau teledor di meja belajar pribadi. Dia terus mengingatkan diri untuk belajar, belajar, dan belajar sampai materi ulangan hariannya terhafal dengan sempurna. Dia fokus belajar, tidak sekali-kali menyentuh handphone (HP), mengingat membutuhkan waktu yang cukup lama untuk bisa menghafal materi ulangan hariannya. Dia juga menyelipkan doa di kala belajar, ketika menemui kesulitan tertentu. Dia juga sempat gelisah apabila belum belajar sama sekali. Bagaimana kalau sampai mendapat nilai jelek, kalau sudah dapat nilai jelek wajib mengikuti remedial, pikirnya. Dari semua kegelisahan itulah, pada akhirnya menumbuhkan motivasi tinggi dalam diri untuk sungguh-sungguh belajar dalam keadaan berjaga-jaga. Ketika rasa ngantuk mulai menyerang (baca : godaan), maka dia akan segera bangun, berjaga-jaga diri sambil berdoa, dan terus belajar. Apalagi ketika rasa kantuknya yang tidak tertahankan, hingga membuatnya ingin segera pergi tidur pulas di kasur, maka dia akan segera bangun, tidak menuruti keinginan untuk pergi tidur pulas di kasur, dan melanjutkan aktivitas belajar. Memang berat untuk bisa membangunkan diri dan berjaga-jaga diri pada awalnya. Tetapi kalau berhasil menaklukkan diri, bukankah itu adalah sebuah kemenangan diri yang terbesar? Nah, ini yang wajib digarisbawahi dan patut disadari oleh setiap kita. Kemenangan tidak harus berarti keluar sebagai seorang juara dari perlombaan yang penuh persaingan ketat. 

Untuk bisa berjaga-jaga diri, harus ada komitmen kuat yang keluar dari dalam diri kita. Jangan mudah terpengaruh oleh berbagai godaan yang datang menghampiri, yang bermaksud agar kita tidak belajar bahkan tidak mau belajar.

Apabila Anda senantiasa memelihara dan membiasakan sikap istimewa tersebut, maka gaya hidup positiflah yang akan Anda dapat kelak. 

Dengan bersikap berjaga-jaga diri sesuai kisah saya di atas, maka Anda akan mendapat upah dari hasil tindakan keras Anda. Dan, Anda layak mendapatkannya! 

Anda pasti bisa! Salam sukses! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar