Minggu, 22 September 2013

"Take on the World", 21 September 2013




Puji Tuhan, akhirnya saya bisa menonton konser secara langsung di kota tempat saya tinggal. Ya, di Bandung. Dan pertama kalinya! :D Padahal, banyak konser yang diadakan di Bandung pada sebelumnya dan tidak satu konser pun saya hadiri. :)

Berikut saya ulaskan gambaran konser yang diadakan pada hari kemarin sebagai oleh-oleh untuk kita semua. Selamat membaca dan menikmati! :)

“Take on the World”
Swara Moriska Home Concert 2013
Sabtu, 21 September 2013
Pukul 16.00 WIB – 20.00 WIB
Gedung Kesenian Sunan Ambu (Sekolah Tinggi Seni Indonesia)
Jalan Buah Batu Nomor 234
Bandung

Konser ini terbagi menjadi 2 sesi.

Susunan Acara :

Open Gate/Ticketing :
Kami diminta oleh petugas untuk menulis nama, alamat, dan tanda tangan di buku tamu.
Kemudian diberi tiket gratis di counter tempat konser berlangsung.
Kami dipersilakan masuk ke dalam ruangan konser. Ber-AC.. :D
Lampu ruangan hitam kelam dan ada sinar-sinar kuning yang menyinari dari atas.
Kami bergegas mencari tempat duduk sembari film dokumenter Sekolah Musik Swara Moriska diputar. Ya, ada OHP di sebelah kanan barisan tempat duduk. Seperti biasa, ada musik-musik lembut mengiringi agar kami dan penonton lain yang masuk segera relaks.

Sebelumnya ada layar, kalau dibuka dari tengah menuju samping kanan dan kiri dan kalau ditutup dari samping kanan dan kiri ke tengah. Seperti gorden, tetapi ini dua sisi yang berjalan. Unik! :)
Untuk performer dan MC, sinar kuningnya akan dihadapkan ke mereka.

Pukul 16.15 WIB : Sesi konser I

Opening by MC
Kata sambutan dari Pimpinan Sekolah Musik Swara Moriska
Permainan terompet dari lantai atas ruangan konser ~ Fanfare for the Common Man (Kami sempat kaget. Suaranya kencang. :D)
Swara Moriska Chamber Orchestra (SMCO) ~ Eine Kleine Nachtmusic
Piano empat tangan dari 2 orang anak kecil perempuan yang cantik dengan gaun putih ~ Colours of the Wind
Swara Moriska Youth Orchestra (SMYO) ~ Brandenburg, Humoresque
Solo piano ~ Canon in D (Seorang anak sekitar usia SD/SMP memakai baju bebas tapi sopan, kemeja berkotak-kotak pendek dan celana panjang. Tidak berpakaian layaknya seorang pianist profesional yang khas dengan baju putih/hitam berjas hitam dan bercelana panjang hitam)
Balet anak (Lucu dan imut-imut... :D)
Vokal solo ~ Perahu Kertas
Wind Ensemble ~ Blue Danube, Star Wars Theme, New York-New York
Solo Piano ~ Spring Rain Yiruma (Performernya seorang remaja perempuan memakai baju bebas. Sebelum permainan piano solonya dimulai, membungkukkan badan terlebih dahulu dengan malu-malu. Begitu pula usai permainan piano, membungkukkan badan dengan malu-malu dan bergegas berlari menuju balik layar. Ya ampun.. Kami tertawa. Permainan pianonya bagus tetapi pemalu. Padahal tidak usah malu-malu, beranilah tatap ke depan dengan tersenyum dan penuh percaya diri. Serta bersikap tenang ketika mau berbalik ke balik layar.)
Guitar Ensemble ~ Ashokan Farewell, James Bond (Banyak pemain gitarnya duduk setengah lingkaran, tetapi suara gitarnya kecil. Oh, mungkin setiap gitarnya harus diberikan mike. Di sini tidak diberi mike. :D)
Balet remaja (Sip.. Usia remaja atau dewasa dikatakan tidak terlambat untuk belajar menari balet. Saya juga lumayan bisa menari balet.)

Pukul 17.20 WIB : Istirahat.
Lampu ruangan mulai menyala kembali dengan sinar putih ke semua kalangan.
Pemutaran film dokumenter Sekolah Musik Swara Moriska.
Boleh diam saja di dalam ruangan konser, ngobrol-ngobrol, tetapi tidak boleh makan agar ruangan konser tetap bersih.
Makan di luar ruangan konser.
Ke WC. Sudah ngantri cukup panjang untuk perempuan. :D

Pukul 17.50 WIB : Sesi konser II

Harus sudah masuk kembali ke dalam ruangan konser.
Seperti biasa lampu ruangan kembali hitam kelam dan sinar-sinar kuning menghadap layar penampilan konser.

Opening by MC
Chinese Traditional Music ~ Xian Qi Ni De Gai Tou Lai, Ru Guo Mei You Ni, Kungfu Master (Tampil dengan seragam khas China. Saya suka di Kungfu Master, musiknya hmmm....)
Solo piano ~ On The Medow
Cello Ensemble ~ Medley (Three Spanish Pieces and Pink Panther), Thats What Makes You Beautiful, Banana (Minions). Yang Banana Minions ini yang membuat kami tertawa terpingkal-pingkal. Tidak tahan ingin tertawa. Lucu... Sulit saya ungkapkan dengan kata-kata. Hehehe...
Vocal solo ~ The Greatest Love of All
Children Ensemble ~ Yamko Rambe Yamko, Tales from The Vienna Woods (Ini penampilan paling favorit bagi saya. Bagaimana tidak, anak-anak kecil yang tampil semua, imut-imut, terutama bagian ensemble pianika yang perempuan dengan gaun putih. Permainan musiknya kompak. Mereka bermain dengan tenang. Two thumbs up!)
Solo piano ~ Dolls Dream
SMYO ~ Es Lilin
Solo piano ~ Frederick Chopin. Kalau tidak salah, judul lagunya “Ballade in G Minor”.
Duet Guzheng ~ Xin Yuan Yang Hu Die Mong (permainan duo kecapi)
SMCO ~ Sigulempong, Spring Season by Antonio Vivaldi
SMCO feat SMYO ~ Viva la Vida (Keren!)

Pembagian bunga

Closing
SMCO feat SMYO and Wind Ensemble ~ Radetzsky March
Para penonton diajak bertepuk tangan
(Sip, kompak! Terlebih conductor tampil dengan sangat baik dengan tongkat conductornya, Mba Puput Keren-anggota MKI lho...)

Foto bersama

Acara berakhir pukul 20.00 WIB.
Dibagikan konsumsi.

Dari keseluruhan penampilan konsernya berjalan baik dan lancar. Ada yang malu-malu ketika tampil bermain solo dan hendak membungkukkan badan. Padahal usianya sudah remaja, bukan anak kecil. Ya, di sinilah anak-anak Sekolah Musik Swara Moriska dapat belajar berani tampil dengan penuh percaya diri. Semoga mereka bisa tampil dengan lebih baik di masa mendatang.



 

Rabu, 04 September 2013

Ibadah Tanpa Batas Waktu

Artikel saya dimuat di buletin BERGEMA (Berita Gereja Katolik St. Martinus)
edisi September 2013 No. 193

 


Kata “ibadah” sering kita artikan secara umum sebagai beribadah di dalam gereja. Beribadah secara penuh khusyuk hingga menyelimuti diri kita dengan kedamaian dan ketenangan hati yang luar biasa. Bagaimana tidak, kita telah berada di dalam rumah Tuhan dan Tuhan sendiri telah hadir di sana, di samping kita, di sisi kita. Ditambah dengan suasana lingkungan dalam gereja yang tertib dan nyaman.

Akan tetapi, apakah ibadah hanya dibatasi dengan kedatangan kita ke dalam rumah Tuhan tiap Sabtu sore, Minggu, ataupun hari lainnya? Tentu saja, jawabannya adalah tidak. Kita bisa beribadah dalam keseharian hidup kita, menjadikan ibadah sebagai aktivitas tanpa batas waktu. Artinya, kita melanjutkan ibadah di dalam gereja dengan jalan menaati Tuhan dalam keseharian hidup kita dan menggunakan setiap kesempatan yang ada untuk melayani di manapun dan kapanpun.

Contoh-contoh ibadah dalam keseharian hidup kita adalah senantiasa berdoa kepada Tuhan, meskipun dalam hati. Tuhan tetap bisa mendengarkan doa-doa yang kita panjatkan walaupun hanya kita doakan dalam hati. Senantiasa bersikap taat kepada-Nya, baik terhadap firman maupun kehendak-Nya. Memiliki hati untuk membantu sesama yang tertimpa kesusahan. Berkomitmen untuk menjadi pribadi yang baik dan jujur. Selalu membantu pekerjaan orang tua di rumah. Selalu berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Selalu membalas kejahatan dengan kebaikan. Selalu mengampuni sesama yang telah menyakiti hati kita. Selalu saling mengasihi. Mampu menahan amarah hingga tidak berkeinginan untuk membalas dendam. Mampu bersikap sabar di tengah situasi yang menyesakkan hati. Senantiasa tetap tersenyum ketika orang-orang di sekelilingnya tidak menyukai dirinya. Menjadi anak yang rajin. Mampu menahan diri dari segala godaan yang menghadang. Dan masih banyak contoh lain, yang berintikan pada selalu melakukan hal-hal yang baik dan positif, sebagaimana yang telah Tuhan ajarkan terlebih dahulu kepada kita, demi memuliakan nama Tuhan. Alangkah baiknya, jika Anda tambahkan dengan senantiasa membaca Alkitab, walaupun hanya satu atau beberapa ayat, untuk memperkaya kehidupan ibadah kita. Bahkan sikap senantiasa berbagi senyum kepada orang-orang di sekeliling kita pun, sudah termasuk ibadah.

Mari jadikan ibadah ini sebagai panggilan hidup kita, semangat hidup kita, kebiasaan hidup positif diri kita dan pasti akan berbuah kebaikan untuk diri kita sendiri juga tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan dari orang lain. Pasti kebaikan yang telah kita lakukan akan menumbuhkan banyak buah yang berlimpah-limpah dan Tuhan akan menurunkan banyak berkat yang berlimpah pula kepada kita sebagai tanda terima kasih-Nya kepada kita yang telah berjuang hidup untuk memuliakan nama-Nya. Selamat belajar dan berjuang. Tuhan memberkati.

(Hanna Kristina/St. Theresia; Sumber Inspirasi : “Santapan Rohani”, 9 Juni 2013)