Artikel saya dimuat di buletin BERGEMA (Berita Gereja Katolik St. Martinus)
edisi September 2013 No. 193
Kata
“ibadah” sering kita artikan secara umum sebagai beribadah di dalam gereja.
Beribadah secara penuh khusyuk hingga menyelimuti diri kita dengan kedamaian
dan ketenangan hati yang luar biasa. Bagaimana tidak, kita telah berada di
dalam rumah Tuhan dan Tuhan sendiri telah hadir di sana, di samping kita, di
sisi kita. Ditambah dengan suasana lingkungan dalam gereja yang tertib dan
nyaman.
Akan
tetapi, apakah ibadah hanya dibatasi dengan kedatangan kita ke dalam rumah
Tuhan tiap Sabtu sore, Minggu, ataupun hari lainnya? Tentu saja, jawabannya
adalah tidak. Kita bisa beribadah dalam keseharian hidup kita, menjadikan
ibadah sebagai aktivitas tanpa batas waktu. Artinya, kita melanjutkan ibadah di
dalam gereja dengan jalan menaati Tuhan dalam keseharian hidup kita dan menggunakan
setiap kesempatan yang ada untuk melayani di manapun dan kapanpun.
Contoh-contoh
ibadah dalam keseharian hidup kita adalah senantiasa berdoa kepada Tuhan,
meskipun dalam hati. Tuhan tetap bisa mendengarkan doa-doa yang kita panjatkan
walaupun hanya kita doakan dalam hati. Senantiasa bersikap taat kepada-Nya,
baik terhadap firman maupun kehendak-Nya. Memiliki hati untuk membantu sesama
yang tertimpa kesusahan. Berkomitmen untuk menjadi pribadi yang baik dan jujur.
Selalu membantu pekerjaan orang tua di rumah. Selalu berbuat baik kepada
siapapun tanpa memandang latar belakangnya. Selalu membalas kejahatan dengan
kebaikan. Selalu mengampuni sesama yang telah menyakiti hati kita. Selalu
saling mengasihi. Mampu menahan amarah hingga tidak berkeinginan untuk membalas
dendam. Mampu bersikap sabar di tengah situasi yang menyesakkan hati.
Senantiasa tetap tersenyum ketika orang-orang di sekelilingnya tidak menyukai
dirinya. Menjadi anak yang rajin. Mampu menahan diri dari segala godaan yang
menghadang. Dan masih banyak contoh lain, yang berintikan pada selalu melakukan
hal-hal yang baik dan positif, sebagaimana yang telah Tuhan ajarkan terlebih
dahulu kepada kita, demi memuliakan nama Tuhan. Alangkah baiknya, jika Anda
tambahkan dengan senantiasa membaca Alkitab, walaupun hanya satu atau beberapa
ayat, untuk memperkaya kehidupan ibadah kita. Bahkan sikap senantiasa berbagi
senyum kepada orang-orang di sekeliling kita pun, sudah termasuk ibadah.
Mari
jadikan ibadah ini sebagai panggilan hidup kita, semangat hidup kita, kebiasaan
hidup positif diri kita dan pasti akan berbuah kebaikan untuk diri kita sendiri
juga tanpa mengharapkan adanya imbalan atau balasan dari orang lain. Pasti
kebaikan yang telah kita lakukan akan menumbuhkan banyak buah yang
berlimpah-limpah dan Tuhan akan menurunkan banyak berkat yang berlimpah pula
kepada kita sebagai tanda terima kasih-Nya kepada kita yang telah berjuang
hidup untuk memuliakan nama-Nya. Selamat belajar dan berjuang. Tuhan
memberkati.
(Hanna
Kristina/St. Theresia; Sumber Inspirasi : “Santapan Rohani”, 9 Juni 2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar