Artikel saya dimuat di BERGEMA
edisi 198, Februari 2014
“Harta benda bukanlah
jaminan keluarga bahagia. Saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan itulah
kunci keluarga bahagia.” Itulah salah satu kalimat yang tertera di bawah kotak
kalender bulanan tahun 2014 Biotest.
Memang benar, harta
benda bukanlah jaminan di atas segala-galanya untuk meraih kehidupan keluarga
yang bahagia. Namun yang menjadi kunci mencapai kehidupan keluarga yang bahagia
adalah justru hal yang bersisi humanis alias adanya sisi kemanusiaan, yang
muncul karena adanya toleransi yang baik antara anggota keluarga yang satu
dengan yang lain. Ada tiga buah kuncinya. Pertama, saling mengasihi. Kedua,
saling menghormati. Dan yang ketiga, saling memaafkan.
Setiap anggota keluarga
harus menyadari dengan sepenuh hati bahwa jika ada toleransi yang baik dalam
sebuah keluarga, maka hidup keluarga akan sungguh bahagia dan bernilai abadi. Kebahagiaan
yang muncul tersebut merupakan sesuatu yang tak ternilai harganya, tidak dapat
ditandingi dengan harta yang jumlahnya sangat besar sekalipun. Tak heran, banyak
orang yang berhasil mencapai keluarga bahagia meski memiliki sedikit harta.
Jadi sungguh salah
kaprah apabila keluarga yang bahagia adalah keluarga yang memiliki banyak
harta, sehingga hidupnya penuh dengan segala kemudahan, kebutuhan maupun
keinginannya terpenuhi. Tidak sedikit di antara mereka yang menyatakan bahwa
letak kebahagiaan dalam keluarga adalah hadirnya rasa saling mengasihi,
menghormati, dan memaafkan dari antaranggota keluarganya. Bukan menomorsatukan
harta. Sesempat mungkin dan sesibuk apa pun aktivitas mereka, mereka selalu
memiliki waktu khusus untuk keluarga. Betapa mahalnya nilai sebuah keluarga. Mereka
berkomitmen penuh untuk menjaga dan memelihara keluarga tersebut, yang merupakan
sebuah anugerah Tuhan yang tidak boleh disia-siakan. Tentu saja, tindakan
menjaga dan memeliharanya adalah tanggung jawab atas sebuah kepercayaan yang
telah Tuhan berikan untuk mereka. Maka dari itu, berbahagialah Anda semua
setelah mendengar kabar baik dari saya ini.
Tuhan Yesus sendiri
dalam sabda-Nya, tidak pernah meminta kita untuk menomorsatukan harta,
melainkan untuk memunculkan rasa saling mengasihi, menghormati, dan memaafkan
kepada sesama. Dengan sikap ini, Dia mengajarkan kita semua untuk hidup serupa
dengan-Nya. Harta memang penting, namun lebih penting sisi humanis. Jika
dilakukan oleh lebih banyak keluarga di dunia ini, maka lebih banyaklah
keluarga bahagia yang tercapai. Semoga bermanfaat. Tuhan memberkati Anda semua.
(Hanna Kristina/St. Theresia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar