Judul:
The Lost Secret of Success:
Begitu Menemukannya, Anda Bisa Menjadi
Apa pun yang Anda Inginkan
Penulis:
Harry Utomo
Penerbit:
Kompas Gramedia
Cetak
pertama: 2013
Tebal:
xxxvi + 293 halaman
Alam
bawah sadar orang selalu berpikir kalau ia sukses, otomatis ia akan bahagia. Sebuah
pernyataan yang sangat jelas: di balik kesuksesan terdapat kebahagiaan. Bagi
Harry Utomo, kenapa orang tidak langsung lompat saja berfokus mengejar kebahagiaan,
sehingga pada akhirnya menuai kesuksesan?
“Kita percaya bahwa manusia tidak
bisa sukses seorang diri. Nah, kenapa tidak kita balik pemahamannya? Jadi, kita
akan berhasil atau sukses kalau kita pandai dalam berurusan dengan orang
banyak. Misalnya, kalau hati Anda ingin happy,
ya harus tersenyum. Sebab, kalau kita banyak tersenyum, suasana hati juga pasti
terpengaruh. Ini seperti hukum timbal balik. Banyak lagi yang dapat
dieksplorasi dari hukum ini. Tetapi sering kali orang hanya melihat ke satu
arah,” kata Harry Utomo.
“Contoh paling mudah adalah senyum.
Supaya kita sehat di dalam, cobalah dalam sehari Anda tersenyum kepada lima
orang. Kalau Anda bisa tersenyum kepada mereka, pasti Anda merasa bahagia di
dalam. Kalau sedang bad mood, coba
pakai baju terbaik, Anda pasti merasakan suasana yang lebih enak di dalam hati.
Kalau ada yang membantah, “Oh, bukan! Saya happy
maka saya pakai baju terbaik!” Saya akan mengajaknya berpikir secara terbalik.
Jika lagi tidak happy, kenapa tidak
mencoba memakai baju terbaik supaya perasaan jadi lebih baik? Kalau kita jeli
mengeksplorasi ini, hasilnya akan luar biasa. Itu dapat didayagunakan,” kata
Harry lagi.
Buku ini terdiri dari 12 bab dan
disuguhkan dalam format tanya-jawab. Menjamin pembaca ketagihan membaca.
Harry menyatakan bahwa sukses
merupakan sebuah perjalanan bukan tujuan. Sukses adalah proses yang boleh
dikatakan no big deal. Kita tidak
perlu teriak-teriak atau euforia terhadap satu kesuksesan. Sukses adalah hal
yang berulang. Di dalam kelas training saya sering sampaikan bahwa sukses itu
sudah menjadi habit kita. Sukses itu
ketika kita meraih apa yang kita cita-citakan; dan apa yang kita cita-citakan
itu banyak. Sejak kecil kita ingin bisa jalan, ingin lulus kuliah, ingin dapat
menulis; itu semua cita-cita. Jadi, jika kita berhasil dengan cita-cita, itu
berarti sukses. Cuma karena sering terjadi, orang tidak lagi menganggapnya
sukses. Itulah sebabnya saya setuju sukses bukanlah hal besar, bukan destinasi,
sebab destination manusia itu ya
masuk surga.
Fakta membuktikan bahwa hambatan
terbesar dalam pengembangan diri seseorang adalah pada sisi penerimaan diri
atau self-acceptance. Sepanjang kita
belum dapat berdamai dengan diri sendiri dan belum mampu menerima keberadaan
diri kita seutuhnya, selama itu pula kita akan gagal menemukan jati diri yang
seutuhnya dan berkembang sesuai dengan harapan atau cita-cita. “Bagaimana
seseorang bisa bergerak maju bila dia masih terganjal sekian banyak beban masa
lalunya? Bagaimana orang bisa bebas mengembangkan diri jika ia belum bisa
menerima keberadaan dirinya?” tutur Harry.
Harry menulis buku ini karena ingin
membagikan temuan-temuannya selama menekuni profesi sebagai motivator, trainer, coach, dan public speaker
di dunia pengembangan diri. Harry pikir sudah saatnya apa yang Harry alami,
temukan, dan kembangkan untuk dibagikan dan diikuti oleh lebih banyak orang
yang tidak sempat hadir di kelas, namun tergerak, terpanggil, dan termotivasi
untuk mengembangkan diri dengan cara yang benar dan lebih baik.
Harry menegaskan pentingnya
mengembangkan sisi sikap melebihi sisi keterampilan dan ilmu pengetahuan.
Sebab, sekalipun orang memiliki keterampilan dan ilmu pengetahuan yang tinggi
tetapi sikapnya lemah, sangat mungkin proses pengembangan dirinya pun tidak
terbangun di atas fondasi yang kokoh.
Bagian utama dari buku ini, yaitu
tentang betapa pentingnya memiliki citra diri yang positif. Ibarat sebuah pohon
mangga dengan buah yang molek, citra diri ini batang pohonnya, sedangkan
kepercayaan diri sebagai unsur dasar pengembangan diri adalah buahnya.
Harry menekankan pentingnya
membangun kepercayaan diri yang orisinal, yang ditumbuhkan dari dalam, percaya
diri tanpa syarat, atau percaya diri yang sungguh-sungguh mewujud karena
penerimaan dan keyakinan yang besar pada diri seutuhnya. Sebab, orang yang
memiliki kepercayaan diri sejati akan sanggup berkembang dan mewujudkan apa pun
yang diinginkan dalam hidup ini.
Manfaat utama buku ini adalah
penegasan kembali bahwa kita harus mampu berdamai dengan diri sendiri,
mengembangkan citra diri positif, memupuk rasa percaya diri sejati, serta
membangun relasi yang baik dengan Tuhan, sesama, dan diri sendiri.
“Intisarinya, berdamailah dulu
dengan diri sendiri. Itu merupakan dasar dan dari situlah kita berharap akan
memperoleh semua yang kita inginkan. Selesai,” pesan Harry.
Dengan buku ini, tidak ada lagi kata
rahasia untuk meraih kesuksesan sejati. Tak hanya dalam karier dan bisnis, tetapi
juga dalam kehidupan keseharian.
Peresensi: Hanna Kristina
Tidak ada komentar:
Posting Komentar