Minggu, 20 April 2014, kita merayakan Paskah, Kebangkitan Tuhan. Orang bisa salah kaprah mengira Jumat, 18 April (2014) itu Paskah. Sebabnya jelas, hari itulah yang ditetapkan sebagai libur nasional. Bulan Mei (2014) ini ada lagi libur nasional untuk kita, umat Katolik: Kenaikan Tuhan. Ada lagi kelak: Kelahiran Tuhan, Natal, 25 Desember.
Cukup jelas, semua libur nasional kristiani ditetapkan berdasar atas masa liturgi Gereja Katolik (sebab sekte yang lain tidak punya masa liturgi!). Kalau kita lihat sekilas, sepertinya semua itu libur nasional (hari raya) untuk semua Kristen, baik Katolik maupun pecah-pecahan Protestan. Namun, kalau kita teliti, semua libur nasional (hari raya) itu adalah "milik Katolik". Tidak satu pun yang merupakan milik Kristen non-Katolik. Cek saja!
Apa dasarnya? Jelas sekali, semua itu ditetapkan berdasarkan masa liturgi Gereja Katolik. Masa liturgi kita itu runtut sekali. Ada saat Yesus dilahirkan, berkarya, sengsara-wafat-bangkit, lalu naik ke surga dan karya-Nya dilanjutkan oleh Para Rasul. Masa liturgi kita itu warisan berabad-abad sejak zaman Para Rasul dan Para Bapa Gereja. Itulah bagian dari Tradisi Suci, ajaran iman Gereja Katolik (Kristen Katolik). Jelas bukan, semua itu milik Katolik. Mari bangga dan bersyukur. Ssst, sekte yang lain bagaimana? Cuma menumpang, menumpang hari raya. Ehem, uhuk! Ketahuan mana yang asli 'kan.
Sumber: BERGEMA edisi 201, Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar