Selasa, 07 Januari 2014

Tak Berkesudahan Kasih Setia Tuhan

Artikel saya dimuat di BERGEMA 
edisi 197, Januari 2014





“Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:22-23)

            Kita diberi kesempatan untuk hidup; beraktivitas, baik yang merupakan rutinitas maupun yang sejalan dengan hobi atau kesenangan; belajar, baik mempelajari sesuatu yang sudah ada maupun mengenal sesuatu yang ingin diketahui secara lebih mendalam; berkumpul bersama dalam satu keluarga yang indah dan penuh cinta kasih; berjumpa dengan orang-orang dalam satu lingkungan perumahan; berbagi kasih kepada orang-orang yang terpinggirkan; hingga dapat menikmati keindahan hidup yang sungguh-sungguh membuat kita ingin tertawa, tersenyum, dan ungkapan emosi lainnya.
            Terlebih akan hal kecil namun berarti, di mana kita dapat bernapas dalam keadaan baik dan sempurna. Kita dapat menghirup udara segar di pagi hari. Belum beriringan dengan kicauan burung-burung gereja nan merdu. Semuanya itu membuat otak kita dalam keadaan fresh. Karena begitu segar dan barunya suasana di pagi hari yang baru.
         Kita bisa refleks bergerak untuk melakukan rutinitas seperti biasanya ataupun kegiatan yang sejalan dengan hobi atau kesenangan. Seolah berfokus pada beraktivitas, beraktivitas, dan beraktivitas. Tak peduli bagaimana otot-otot dalam tubuh kita bekerja dengan luar biasanya. Begitu pula halnya kita mudah refleks menyantap makanan dan minuman, meski dalam kesederhanaan. Seolah semua yang kita perlukan telah disediakan.
            Semua tiada lain hanyalah karena kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan alias tiada habis-habisnya. Tuhan begitu setia menyediakan semua yang kita perlukan. Meski besar kasih Tuhan hingga tanpa syarat sekalipun, alangkah baiknya bagi kita untuk hidup lebih berdaya sebagai balasan dari kasih-Nya, dengan tak lupa tetap taat dan hidup berkenan pada-Nya. (Hanna Kristina/St. Theresia)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar