Artikel saya dimuat di BERGEMA
edisi 197, Januari 2014
“Tak
berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya,
selalu
baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu!” (Ratapan 3:22-23)
Kita
diberi kesempatan untuk hidup; beraktivitas, baik yang merupakan rutinitas
maupun yang sejalan dengan hobi atau kesenangan; belajar, baik mempelajari
sesuatu yang sudah ada maupun mengenal sesuatu yang ingin diketahui secara
lebih mendalam; berkumpul bersama dalam satu keluarga yang indah dan penuh
cinta kasih; berjumpa dengan orang-orang dalam satu lingkungan perumahan;
berbagi kasih kepada orang-orang yang terpinggirkan; hingga dapat menikmati
keindahan hidup yang sungguh-sungguh membuat kita ingin tertawa, tersenyum, dan
ungkapan emosi lainnya.
Terlebih
akan hal kecil namun berarti, di mana kita dapat bernapas dalam keadaan baik
dan sempurna. Kita dapat menghirup udara segar di pagi hari. Belum beriringan
dengan kicauan burung-burung gereja nan merdu. Semuanya itu membuat otak kita
dalam keadaan fresh. Karena begitu
segar dan barunya suasana di pagi hari yang baru.
Kita
bisa refleks bergerak untuk melakukan rutinitas seperti biasanya ataupun
kegiatan yang sejalan dengan hobi atau kesenangan. Seolah berfokus pada
beraktivitas, beraktivitas, dan beraktivitas. Tak peduli bagaimana otot-otot
dalam tubuh kita bekerja dengan luar biasanya. Begitu pula halnya kita mudah
refleks menyantap makanan dan minuman, meski dalam kesederhanaan. Seolah semua
yang kita perlukan telah disediakan.
Semua
tiada lain hanyalah karena kasih setia Tuhan yang tidak berkesudahan alias
tiada habis-habisnya. Tuhan begitu setia menyediakan semua yang kita perlukan.
Meski besar kasih Tuhan hingga tanpa syarat sekalipun, alangkah baiknya bagi
kita untuk hidup lebih berdaya sebagai balasan dari kasih-Nya, dengan tak lupa
tetap taat dan hidup berkenan pada-Nya. (Hanna
Kristina/St. Theresia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar