Dua
hari yang lalu, tepatnya pada hari Jumat, 12 April 2013, seorang teman saya
memberitahu kepada saya adanya kabar buruk tentangnya pada pagi hari. Tetapi
sebenarnya kejadiannya terjadi pada satu hari sebelumnya yaitu pada hari Kamis,
11 April 2013 sore. Dia memang sengaja tidak memberitahu kabar buruk pada hari
itu juga, dikarenakan dia sedang ingin menenangkan diri mengingat dia sedang
mengalami shock berat dan belum siap bercerita kepada saya. Tetapi dia berjanji
akan menceritakan apa yang telah terjadi pada dirinya kepada saya pada keesokan
harinya, tepatnya pada pagi hari. Dan benar saja, besok paginya dia bercerita
kepada saya.
Ternyata
kabar buruknya adalah tempat bekerjanya selama ini, yang telah bekerja selama 7
tahun lamanya itu mulai terjadi pengurangan tenaga kerja. Nah, teman saya ini
kena... Sementara di tempat bekerjanya itu tidak memberikan alasan yang jelas
perihal tersebut. Melihat dan mendengar kejadian tersebut, teman saya ini mulai
shock berat.
Saya
pun sempat berpikir, kok bisa ya terjadi pengurangan tenaga kerja? Tapi seperti
ada pepatah yang mengatakan bahwa tiada sesuatu yang mustahil. Ya, memang tidak
ada yang tidak mungkin... Segalanya adalah mungkin dan bisa saja terjadi, walau
itu terkesan jarang, langka, aneh, hingga tidak masuk akal.
Hingga
saya pun teringat sewaktu saya masih sekolah di SMK Farmasi BPK PENABUR
BANDUNG. Tapi saya lupa kapan persisnya. Maksudnya pada tahun berapa dan sejak
saya duduk di kelas berapa. Kala itu ada seorang guru saya yang oleh kepala
sekolahnya dinyatakan agar tidak mengajar di sekolah yang bersangkutan lagi.
Tentu saja, guru ini pasti mengalami shock berat hingga untuk bertemu dengan
saya dan murid-murid lainnya pun seolah tak mau banyak bicara.
Tapi
untuk kasus tersebut, memang tidak aneh terjadi. Karena pernah terjadi juga
sewaktu saya sekolah di SMPK Kalam Kudus Kopo Permai Bandung. Ada beberapa guru
yang diminta oleh kepala sekolahnya agar tidak mengajar lagi di tempat
tersebut, dikarenakan beberapa alasan tertentu. Bisa menyangkut dengan kinerja
mengajarnya selama di kelas, adanya peningkatan hasil ujian murid-murid di
kelas, perilakunya selama menjadi guru di sekolah, dan lain-lain. Melalui ini,
saya dapat mengambil hikmah bahwa untuk menjadi seorang guru alias pengajar di
sekolah tentu bukan sesuatu yang dilakukan secara sembarangan alias main-main.
Melainkan harus profesional dalam menjalankan bagian tugasnya. Dengan demikian,
sekolah itu akan semakin meningkatkan mutu dan kualitas di mata kalangan
masyarakat. Hal ini memang bisa benar adanya... Dan saya bersyukur, guru-guru itu
mulai keluar setelah saya selesai menjalani masa pendidikan di SMP.
Mudah-mudahan,
tulisan saya ini dapat menjadi sebuah pelajaran berharga bagi Anda, yang
berprofesi sebagai seorang guru terutama guru di sekolah formal. Kalau untuk
sekolah nonformal, saya jarang melihatnya, tetapi bisa mungkin terjadi. Karena
seperti yang telah saya katakan di atas, bahwa tiada sesuatu yang mustahil.
Segalanya bisa saja dan mungkin terjadi. Bahwa Anda harus menjalankan bagian
tugas Anda secara sungguh-sungguh, profesional, dan sepenuh hati. Kalau sudah
seperti ini, saya yakin, Anda akan selamat dari peristiwa pengurangan tenaga
kerja. Anda akan beruntung, bahwa profesi Anda menyelamatkan hidup Anda
sehingga mampu menafkahi hidup Anda.
Ok,
kembali ke semula. Bahwa untuk kasus pengurangan karyawan di suatu tempat
perusahaan itu memang mustahil untuk terjadi. Di mana bukan terjadi pemecatan
karyawan, melainkan pengurangan karyawan. Dan saya sungguh-sungguh bisa
merasakan bagaimana rasanya yang dialami oleh seorang teman saya tersebut.
Apalagi mulai kebingungan mencari tempat kerja untuk menafkahi kehidupan kita.
Melihat
peristiwa tersebut, saya ingin memberikan pelajaran berharga yang
dipersembahkan untuk Anda semua. Bahwa kita memang boleh panik ketika mendapati
kejadian yang tidak menyenangkan hati tersebut. Tetapi bersikap paniklah secara
sewajarnya. Dan ketahuilah, bahwa Anda sesungguhnya tidak kehilangan
segala-galanya.
Mungkin
yang pertama kali Anda pikirkan ketika mendapat peristiwa tersebut adalah
bagaimana caranya saya bisa dapat uang kalau saya tidak bekerja, sementara saya
sangat membutuhkan uang. Ok, itu memang oke. Tetapi perlu Anda ketahui bahwa
uang tidak hanya bisa Anda dapatkan dari tempat bekerja Anda, melainkan dari keterampilan
yang Anda miliki.
Sebagai
contoh, Anda bisa membuat kerajinan tangan dari bahan kain flanel. Di situ Anda
membuatkan boneka-boneka mungil yang lucu. Nah, boneka-boneka yang telah jadi
tersebut bisa Anda jual. Kalau sudah terjual, Anda mendatangkan uang bukan? :) Nah, ini yang seringkali orang lupa, bahwa uang tidak selamanya didapatkan dari
hasil bekerjanya di tempat perusahaan. Kalau Anda telah bekerja selama
bertahun-tahun lamanya, Anda pasti memiliki uang tabungan. Dan dari uang tabungan
itu, Anda bisa ambil beberapa uangnya untuk membeli bahan-bahan kerajinan
tangan. Saya yakin, harganya tidak terlalu mahal kok. :)
Dan kalau bisa, usaha Anda ini terus dipertahankan agar Anda meraih omzet yang
cukup banyak. Lumayan ‘kan...
Contoh
lain, Anda memiliki kemampuan Matematika yang baik. Dari situ Anda bisa menjadi
seorang guru privat Matematika yang datang ke rumah murid. Anda bisa meminta
bantuan koran yang menyediakan iklan untuk memasang iklan guru privat
Matematika di sana. Sekaligus Anda bisa membuatkan brosur penawaran bimbingan
belajar Matematika melalui Anda, yang Anda sebarkan ke manapun tempatnya. Atau
Anda bisa mendatangi suatu sekolah, kemudian Anda bertanya kepada orang tua
yang menunggu murid di sana mengenai kemampuan belajar Matematika di
sekolahnya. Barangkali anak dari orang tua ini memiliki kesulitan belajar
Matematika, sehingga bisa dibantu oleh Anda. Nah, bisa mendatangkan uang juga
bukan? :)
Nah,
inilah pemikiran orang yang positif. Dia tidak menyalahi peristiwa yang tidak
menyenangkan hati tersebut. Justru dia sangat berterimakasih kepadanya, dan
memotivasinya untuk membuktikan diri bahwa dia bisa dan mampu menghasilkan uang
sendiri, sesuai dengan modal dan kemampuan yang dia miliki, walaupun dalam
kondisi yang serba terbatas. Dia akan tetap terus berusaha keras dan berjuang,
serta diiringi doa. Inilah mental seorang pemenang dan juara.
Berbeda
halnya dengan mental seorang pengecut. Dia akan menyalahi peristiwa yang tidak
menyenangkan hati itu, sibuk mencari-cari alasan, sehingga bagaimana pun
usahanya tidak akan membuahkan hasil yang baik.
Semoga
Anda semua tidak bermental seorang pengecut ya. Melainkan memiliki mental
seorang pemenang. Dia sibuk mencari kesempatan di tengah kesulitan daripada
sibuk mencari-cari alasan. Dan saya yakin, orang yang demikian pasti akan
membuahkan kesuksesan yang luar biasa dalam hidupnya.
Mari
belajar untuk senantiasa berpikir positif, dewasa, dan bersikap bijaksana.
Hanya orang yang sedemikianlah, hidup akan dipenuhi dengan berkat baik dan
kesuksesan.
Salam
pencerahan! Salam sukses luar biasa! :)